Awalnya AirAsia dimiliki oleh DRB-HICOM milik Pemerintah Malaysia bernama Air Wagon
International (AWAIR) namun
maskapai ini memiliki beban yang berat dan akhirnya dibeli oleh mantan
eksekutif Time Warner, Tony Fernandes,
dengan harga simbolik 1 Ringgit pada 2 Desember 2001. Tony melakukan turnaround dan
AirAsia berhasil membukukan laba pada 2002 dengan berbagai rute baru dan harga
promosi serendah 10 RM bersaing dengan Malaysia Airlines.
Pada tanggal 1 Desember 2005,
AWAIR resmi mengubah namanya menjadi Indonesia AirAsia yang melayani perjalanan
di wilayah tersebut. Beberapa waktu kemudian, AirAsia mengembangkan usahanya
dengan nilai saham 49% AirAsia Berhard dan 51% Fersindo Nusaperkasa. Pada tahun
2011, perusahaan ini menunjuk CIMB Securities Indonesia dan Credit Suisse
Securities Indonesia sebagai penjamin bersama. Tanggal 26 Juli 2012 AirAsia
membeli Batavia Air yang pada akhirnya di-akusisi yang sempat menimbulkan
beberapa kontroversi. Pada tanggal 11 Oktober 2012 dari hasil menjalin kesepakatan
antara AirAsia Berhard, Fersindo Nusaperkasa dan PT Metro Batavia. Sempat
terjadi rencana pembatalan pengambilalihan antara Batavia dan AirAsia, namun
hal tersebut malah diumumkan dengan rencana melanjutkan sistem aliansi ground
handling yang meliputi distribusi dan persediaan di Indonesia. Pada akhirnya
Batavia dan AirAsia mengumumkan rencana membentuk perusahaan yang menyediakan
pusat pelatihan pilot daerah di Indonesia.
Beberapa prestasi yang telah diraih AirAsia antara lain TTG Travel Awards kategori maskapai penerbangan tarif rendah terbaik di Asia, Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia, Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik se-Asia dari Skytrax, Maskapai Penerbangan Asing untuk Kargo Tumbuh Paling Cepat dari Bandara Internasional Guangzhou Baiyun pada tahun 2011 serta Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia dari ATW pada tahun 2012. Adapun rute perjalanan yang disediakan antara lain meliputi Jawa, Bali, Sumatera dan beberapa wilayah di Kalimantan dan Sulawesi. Serta melayani rute perjalanan ke Australia, Malaysia, Thailand dan Singapura.
Beberapa prestasi yang telah diraih AirAsia antara lain TTG Travel Awards kategori maskapai penerbangan tarif rendah terbaik di Asia, Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia, Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik se-Asia dari Skytrax, Maskapai Penerbangan Asing untuk Kargo Tumbuh Paling Cepat dari Bandara Internasional Guangzhou Baiyun pada tahun 2011 serta Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia dari ATW pada tahun 2012. Adapun rute perjalanan yang disediakan antara lain meliputi Jawa, Bali, Sumatera dan beberapa wilayah di Kalimantan dan Sulawesi. Serta melayani rute perjalanan ke Australia, Malaysia, Thailand dan Singapura.
Pada
2003, dibukalah
pangkalan kedua di Bandara Senai, Johor Bahru
dekat Singapura dan
AirAsia melakukan penerbangan internasionalnya ke Thailand. Sejak
itu, dibukalah Thai AirAsia dan dilakukanlah berbagai penambahan rute seperti ke Singapura dan Indonesia.
Penerbangan ke Makau dimulai
pada Juni 2004 sedangkan penerbangan ke Manila dan Xiamen dimulai pada April 2005. Rute lain yang akan dibuka adalah ke
Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Laos.
Selain
Thai AirAsia, di Indonesia juga terdapat perusahaan AirAsia yaitu Indonesia AirAsia
(sebelumnya bernama AWAIR) yang terbang dari Jakarta ke Yogyakarta, Denpasar untuk
tujuan lokal, dan dari Surabaya ke Medan untuk rute domestik lainnya, selain
itu penerbangan dilakukan keluar Indonesia melalui kota-kota besar seperti
Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya,
Solo, Balikpapan dan Makassar
Pada
hari kamis (17/11/2011) terminal AirAsia di bandara Soekarno Hatta, Indonesia
secara resmi berpindah dari terminal 2 menjadi terminal 3, dimana melanyani
penerbangan domestik maupun internasional. Kini, AirAsia Indonesia melayani 26
rute dengan 52 penerbangan yang terkoneksi melalui lima bandara hub
(penghubung), yakni Cengkareng, Bandung, Denpasar, Surabaya, dan Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar