anak-anak

anak-anak
saya ketika masih umur 9 tahun bersama adik saya selisih 4 tahun.

Selasa, 30 Desember 2014

spesifikasi AIRBUS A230


Airbus A320 adalah jenis kelompok pesawat penumpang komersial jarak dekat sampai menengah yang diproduksi oleh Airbus. A320 merupakan pesawat penumpang pertama dengan sebuah sistem kendali fly-by-wire digital, di mana pilot mengendalikan penerbangan melalui penggunaan sinyal elektronik dan bukan secara mekanik dengan hendel dan sistem hidraulik. Kelompok pesawat A320 (yang termasuk A318, A319, A320, dan A321, serta pesawat jet bisnis ACJ) adalah satu-satunya kelompok pesawat berbadan sempit (narrow-body) yang diproduksi Airbus.
Pada 31 January 2011, total 4552 pesawat Airbus A320 family telah dikirim, dimana 4467 masih aktif dalam penerbangan. Sebagai tambahan, masih terdapat 2404 pesawat yang masih dalam pesanan pasti. Berdasarkan informasi Airbus, pesawat ini menjadi pesawat penumpang jet komersial yang paling cepat terjual berdasarkan catatan tahun 2005 hingga 2007, dan menjadi penjualan terbaik pesawat generasi tunggal. Di Indonesia, maskapai yang mengoperasikan keluarga A320 adalah Indonesia AirAsia, Citilink Garuda Indonesia dan Mandala Airlines
Sebuah pesawat berbadan sempit buatan Airbus yang memiliki ukuran sama dengan Boeing 727 dapat menawarkan teknologi lebih maju, meningkatkan keekonomisan operasi dan kapasitas penumpang beragam. Teknologi digital yang dimiliki oleh A320 menjadi lompatan teknologi sebanyak dua generasi dibandingkan 727 yang masih analog dan satu generasi di depan Boeing 737 seri -300/-400/-500. A320 ditargetkan menjadi pengganti armada global dari 727 dan varian awal dari 737.
A320 adalah evolusi dari studi JET (bahasa Inggris: Joint European Transport/Transporter Terpadu Eropa) yang dimulai Juni 1977 dan berbasis di situs milik BAe (sebelumnya Hawker Siddeley) di Weybridge, Surrey, U.K.. Tim Hawker Siddeley sebelumnya memproduksi sebuah rancangan yang disebut HS.134 "Airbus" tahun 1965, sebuah evolusi dari HS.121 (sebelumnya DH.121) Trident, yang banyak berbagi banyak rancangan terakhir studi rancangan JET3. Nama "Airbus" pada saat itu hanya sebagai nama yang diberikan untuk kepentingan BEA, daripada program internasional berikutnya.
Bersama dengan BAe (yang pada saat itu bukan merupakan bagian dari Airbus) adalah MBB, Fokker-VFW dan AĆ©rospatiale. Rancangan dari studi JET yang dikembangkan adalah JET2 (163 penumpang), yang kemudian menjadi Airbus seri S.A1/2/3, sebelum memberikan nama A320 pada saat peluncurannya tahun 1984.
Setelah penungkatan harga minyak pada dekade 1970an, Airbus berusaha mengurangi biaya bahan bakar perjalanan dari A320. Pada akhirnya, Airbus menggabungkan inovasi ternologi maju termasuk sistem kontrol penerbangan fly-by-wire, material struktur utama dari bahan komposit, kontrol pusat gravitasi dengan bahan bakar, Sistem informasi penerbangan digital, dan kokpit konfigurasi dua orang. Hasil akhirnya adalah A320 menggunakan bahan bakar 50% lebih sedikit daripada 727. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Stockholm Environmental Institute, A320 membakar 11,608 kilogram bahan bakar jet dalam penerbangan antara Los Angeles dan New York City, yang berkisar 77.4 kilogram per penumpang dalam sebuah A320 dengan 150 kursi
Bernard Ziegler adalah inisiator dari pesawat ini dan secara revolusioner membuat pesawat dengan kontrol penerbangan fly-by-wire dengan tongkat pengendali samping dan kokpit digital penuh. Dia sukses menyakinkan otoritas penerbangan akan keberhasilan konsep tersebut.
Airbus membutuhkan sekitar delapan bulan untuk membangun sebuah pesawat A320. Komponen dari beberapa berbagai perusahaan Airbus ditransportasikan ke tempat perakitan terakhir di Hamburg Finkenwerder untuk A318/A319/A321 dan menuju Toulouse Blagnac untuk A320. Hampir semua komponen ditransportasikan menggunakan transporter besar Airbus' A300-600ST 'Beluga'.
Airbus A320 yang dijual ke China akan dikirim antara tahun 2009 dan 2012 dan akan dirakit di Republik Rakyat China, tepatnya di Tianjin. Airbus berencana untuk memindahkan aktifitas pusat perakitan A320 Toulouse A320 menuju Hamburg untuk pesawat jarak pendek generasi berikutnya sebagai rencana organisasi kekuatan yang dimulai di bawah kepemimpinan mantan CEO Christian Streiff.
Kecepatan produksi A320 family pada tahun 2008 adalah sedikit lebih dari 32 pesawat tiap bulan. Pada bulan Maret 2010, Airbus mengumumkan untuk meningkatkan kecepatan produksi hingga 36 tiap bulan, dan menyarankan peningkatan berikutnya sebesar 38. Pada bulan Agustus 2010, Airbus mengumumkan akan meningkatkan produksi pesawat A320, hingga mencapai 40 pesawat tiap bulan pada tahun 2012.

Rancangan

Airbus A320 family merupakan pesawat bersayap tunggal dengan sayap jenis low-wing dengan model ekor konvensional menggunakan sebuah ekor tunggal dan rudder. Mereka memiliki tiga set roda pendarat yang dapat dilipat dan ditenagai oleh dua mesin turbofan yang terpasang di sayap.
Dibandingkan dengan pesawat penumpang komersial lainnya yang meiliki kelas sama, A320 memiliki kabin satu lantai yang lebih lebar dengan diameter luar 155.5 inches (3.95 m), dibandingkan dengan 148 inches (3.8 m) pada Boeing 737 dan 131.6 inches (3.34 m) pada Boeing 717, dan memiliki ruang bagasi atas yang lebih besar, bersama dengan teknologi fly-by-wire. Sebagai tambahan, pesawat ini memiliki sebuah ruang kargo yang dilengkapi dengan pintu besar untuk membantu proses bongkar muat kargo yang cukup besar.
A320 memiliki sebuah ECAM (Electronic Centralised Aircraft Monitor/Monitor Pesawat Elektronik Terpusat) yang memberikan informasi kepada awak pesawat mengenai semua sistem di dalam pesawat. Dengan pengecualian versi paling awal dari A320, sebagian besar sistem dapat ditingkatkan ke dalam standard avionik paling akhir, membuat pesawat tetap berkembang meski telah beroperasi selama dua dekade.
Kokpit dilengkapi dengan Sistem Informasi Penerbangan Elektronik dengan batang pengendali samping. Pada saat pengenalan pesawat, tingkah laku dari sistem fly-by-wire (dilengkapi dengan pelindung kerusakan struktur pesawat penuh) merupakan pengalaman baru bagi banyak pilot.
Tiga pemasok menyediakan mesin turbofan untuk seri A320: CFM International dengan CFM56, International Aero Engines, menyediakan V2500 dan Pratt & Whitney memberikan mesin PW6000 yang hanya tersedia untuk varian.

Airbus A320 family adalah pesawat pertama yang mengaplikasikan sistem kokpit digital dan fly-by-wire digital dalam pesawat sipil.

Sayap kiri A319 saat mendarat. S7 Airlines, Moscow-Pavlodar.
Teknologi yang digunakan dalam A320 meliputi:
  • Sistem kontrol penerbangan fly-by-wire digital penuhdalam pesawat sipil.
  • Kokpit digital penuh, bukan sistem hibrid seperti ditemukan di pesawat A310, Boeing 757 dan Boeing 767.
  • Pesawat berbadan sempit pertama yang menggunakan material komposit untuk struktur pesawat dalam jumlah signifikan.
  • Konsep Monitoring Pesawat Elektronik Terpusat (ECAM), yang juga digunakan di semua pesawat Airbus yang diproduksi setelah A320. Sistem ini secara konstan memberikan informasi mengenai mesin pesawat, bersama juga dengan sistem kunci lain seperti kontrol penerbangan, tekanan dan hodrolik, kepada pilot melalui dua layar LCD di tengah panel pengendali. ECAM juga menyediakan peringatan otomatis terhadap kerusakan sistem dan memnperlihatkan daftar elektronik untuk membantu mengatasi kerusakan tersebut.
  • Airbus yang lebih baru menggunakan unit LCD (liquid crystal display) dalam panel kontrol di pesawat A318, A319, A320, dan A321 daripada menggunakan layar CRT (cathode ray tube). Layar ini juga termasuk layar utama dan horizon buatan cadangan, yang sebelumnya merupakan layar analog. LCD memiliki berat lebih ringan dan menghasilkan panas lebih kecil daripada layar CRT; perubahan ini mengurangi berat pesawat sekitar 50 kilogram.
  • Pesawat A320 versi awal menggunakan Intel 80186 dan Motorola 68010, dalam komputer (CPU) keluarga Intel 80286 buatan 1988. Komputer manajemen penerbangan menggunakan enam CPU, menggunakan tiga sistem logika, dengan memori sistem 2.5MBytes.
  • Layar tampilan digital juga tersediia.
A320 family masih terus dikembangkan, dalam program A320 Enhanced dan NSR, untuk pesawat jarak pendek terbaru sebagai pengganti dalam masa depan.
Seri A320 memiliki dua varian, A320-100 dan A320-200. hanya 21 A320-100 yang pernah diproduksi; pesawat ini, yeng pertama dibangun, dikirimkan hanya kepada Air Inter (sebuah maskapai yang kemudian dibeli oleh Air France) dan British Airways (sebagai hasil dari pesanan dari British Caledonian Airways yang dilakukan sesaat sebelum dibeli oleh British Airways). A320-200 dilengkapi dengan sayap wingtip dan memiliki kapasitas bahan bakar lebih besar dari A320-100 untuk peningkatan jarak tempuh; sedangkan perbedaan yang lain cukup kecil. Lima dari pesawat A320-100 terakhir, yang dioperasikan oleh British Airways, dihentikan operasinya pada akhir tahun 2007. A320-100 terakhir, yang dioperasikan oleh Air France pensiun pada tahun 2010. Jarak tempuh umum dengan kapasitas 150 penumpang untuk A320-200 adalah sekitar 2.900 mil laut (5.400 km). Pesawsat ini ditenagai oleh dua mesin CFMI CFM56-5 atau IAE V2500 dengan daya dorong sebesar 113 kN hingga 120 kN. Pesaing langs=ung dari Boeing adalah 737-800.

 

















Senin, 29 Desember 2014

sejarah berdirinya AIR ASIA



Awalnya AirAsia dimiliki oleh DRB-HICOM milik Pemerintah Malaysia bernama Air Wagon International (AWAIR) namun maskapai ini memiliki beban yang berat dan akhirnya dibeli oleh mantan eksekutif Time Warner, Tony Fernandes, dengan harga simbolik 1 Ringgit pada 2 Desember 2001. Tony melakukan turnaround dan AirAsia berhasil membukukan laba pada 2002 dengan berbagai rute baru dan harga promosi serendah 10 RM bersaing dengan Malaysia Airlines.
Pada tanggal 1 Desember 2005, AWAIR resmi mengubah namanya menjadi Indonesia AirAsia yang melayani perjalanan di wilayah tersebut. Beberapa waktu kemudian, AirAsia mengembangkan usahanya dengan nilai saham 49% AirAsia Berhard dan 51% Fersindo Nusaperkasa. Pada tahun 2011, perusahaan ini menunjuk CIMB Securities Indonesia dan Credit Suisse Securities Indonesia sebagai penjamin bersama. Tanggal 26 Juli 2012 AirAsia membeli Batavia Air yang pada akhirnya di-akusisi yang sempat menimbulkan beberapa kontroversi. Pada tanggal 11 Oktober 2012 dari hasil menjalin kesepakatan antara AirAsia Berhard, Fersindo Nusaperkasa dan PT Metro Batavia. Sempat terjadi rencana pembatalan pengambilalihan antara Batavia dan AirAsia, namun hal tersebut malah diumumkan dengan rencana melanjutkan sistem aliansi ground handling yang meliputi distribusi dan persediaan di Indonesia. Pada akhirnya Batavia dan AirAsia mengumumkan rencana membentuk perusahaan yang menyediakan pusat pelatihan pilot daerah di Indonesia.

Beberapa prestasi yang telah diraih AirAsia antara lain TTG Travel Awards kategori maskapai penerbangan tarif rendah terbaik di Asia, Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia, Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik se-Asia dari Skytrax, Maskapai Penerbangan Asing untuk Kargo Tumbuh Paling Cepat dari Bandara Internasional Guangzhou Baiyun pada tahun 2011 serta Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia dari ATW pada tahun 2012. Adapun rute perjalanan yang disediakan antara lain meliputi Jawa, Bali, Sumatera dan beberapa wilayah di Kalimantan dan Sulawesi. Serta melayani rute perjalanan ke Australia, Malaysia, Thailand dan Singapura.
Pada 2003, dibukalah pangkalan kedua di Bandara Senai, Johor Bahru dekat Singapura dan AirAsia melakukan penerbangan internasionalnya ke Thailand. Sejak itu, dibukalah Thai AirAsia dan dilakukanlah berbagai penambahan rute seperti ke Singapura dan Indonesia. Penerbangan ke Makau dimulai pada Juni 2004 sedangkan penerbangan ke Manila dan Xiamen dimulai pada April 2005. Rute lain yang akan dibuka adalah ke Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Laos.
Selain Thai AirAsia, di Indonesia juga terdapat perusahaan AirAsia yaitu Indonesia AirAsia (sebelumnya bernama AWAIR) yang terbang dari Jakarta ke Yogyakarta, Denpasar untuk tujuan lokal, dan dari Surabaya ke Medan untuk rute domestik lainnya, selain itu penerbangan dilakukan keluar Indonesia melalui kota-kota besar seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Solo, Balikpapan dan Makassar
Pada hari kamis (17/11/2011) terminal AirAsia di bandara Soekarno Hatta, Indonesia secara resmi berpindah dari terminal 2 menjadi terminal 3, dimana melanyani penerbangan domestik maupun internasional. Kini, AirAsia Indonesia melayani 26 rute dengan 52 penerbangan yang terkoneksi melalui lima bandara hub (penghubung), yakni Cengkareng, Bandung, Denpasar, Surabaya, dan Medan.